Amazing Theme with perfect User Experience

rianseo.com is the perfect theme for your shop or company website, or for all your client websites if you are an agency or freelancer. It got all the tools needs to create super fast responsive websites with amazing user experience. It got unlimited options and a revolutionary responsive page builder, so you can create anything without coding.

Free Template

Postingan Populer

Pages

Sukawati Walaupun Terkesan Pedesaan Ubud Modern

KOMPAS IMAGES/I MADE ASDHIANA Wisman berkunjung ke salah satu obyek wisata di Kabupaten Gianyar, Bali

GIANYAR, KOMPAS.com - Wisatawan mancanegara yang datang ke Bali pada tahun 2010 tercatat 2,4 juta. Sementara itu, wisatawan domestik yang datang ke Bali di tahun 2010 mencapai 4,6 juta.
Tapi walaupun terkesan pedesaan, Ubud modern, Wifi dan telepon di mana-mana.
-- Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati
"Ini artinya hampir dua per tiga wisatawan yang datang ke Bali itu domestik. Data tahun 2011, turis mancanegara 2,7 juta dan domestik 5,3 juta. Domestik dua kali lipat dari turis mancanegara," ungkap Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati pada pembukaan "Ubud Domestic Agent Table Top" di Museum Puri Lukisan, Ubud, Gianyar, Bali, Kamis (1/3/2012).
Tjokorda mengungkapkan turis asal Jakarta, hampir setengahnya berlibur ke Bali. Oleh karena itu, ia menyambut baik acara "Ubud Domestic Agent Table Top" yang diselenggarakan Ubud Hotels Association (UHA) yang mempertemukan biro perjalanan wisata berbasis di Jakarta dan Surabaya, dengan hotel-hotel di kawasan Ubud yang tergabung dalam UHA.
"Local agent diundang langsung ke destinasi untuk table top, ini baru pertama kali ada di Indonesia dan ini oleh UHA, Ubud. Kita selama ini terlalu meninggikan travel agent luar. Kita abaikan pasar lokal. Padahal yang paling tahan banting itu pasar lokal," kata Tjokorda.
Bupati Gianyar menuturkan turis domestik terutama dari kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, menjadi pasar potensial bagi Ubud sejalan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan yang ingin mencari sesuatu yang berbeda.
"Ubud menjadi sesuatu yang berbeda dengan keseharian dia di kota. Kembali ke alam, pergaulan dengan masyarakat desa. Tapi walaupun terkesan pedesaan, Ubud modern, Wifi dan telepon di mana-mana. Pencapaian infrastruktur, akses dari airport gampang," jelas Tjokorda.
Potensi pasar turis domestik dirasakan pula oleh akomodasi di Ubud, misalnya Kupu-Kupu Barong dan Maya Ubud. Kedua akomodasi ini menitikberatkan pada konsep vila dan menyasar pada segmen kalangan atas.
Julita Chandra dari Maya Ubud mengatakan turis domestik masuk dalam empat besar tamu yang menginap di Maya Ubud. Sementara Ketut Darmiyati dari Kupu-Kupu Barong mengungkapkan turis domestik terutama Jakarta berada dalam peringkat lima besar tamu yang menginap di Kupu-Kupu Barong. "Kenaikan turis domestik mulai dua tahun belakangan," ungkap Ketut.
Hanya saja, Tjokorda mengakui promosi tentang Ubud dan sekitarnya kepada wisatawan domestik masih perlu ditingkatkan. Pasalnya, wisatawan di Bali sebagian besar berada di selatan Bali seperti Kuta, Legian, dan Nusa Dua.
"Wisatawan domestik di Bali sampai 5,3 juta. Tapi yang ke Ubud dan sekitarnya masih rendah. Dari segi persediaan akomodasi di Bali ada 60.000 kamar, 70 persennya di daerah Kuta dan selatan Bali. Ubud ada sekitar 9.000," kata Tjokorda.
Oleh karena itu, Pemkab Gianyar merasa perlu terus memperkenalkan Ubud sebagai destinasi wisata maupun Ubud sebagai pilihan untuk tempat menginap saat di Bali. Tujuannya agar terjadi peningkatan presentase tamu yang datang ke Ubud.
"Supaya tidak ada ketimpangan antara jumlah turis di kawasan pesisir selatan Bali dan Ubud," kata Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.

Kahona Bukan Bali

INDAHNYA KAHONA: Pesona Pantai Kahona di Pandan, Tapanuli Tengah (Tapteng),Sumut, tak kalah indah dari pantai Kuta Bali. Di Pantai inilah syuting film Mursala, berlatar budaya Batak yang siap diproduksi April mendatang. Adalah rumah produksi Raj’s Production yang menggelontorkan biaya produksi film yang penggarapannya oleh sutradara Viva Westy. Film Mursala mulai syuting sekitar bulan Maret-April 2012, mengambil lokasi di Tapteng dan Jakarta, melibatkan sejumlah artis ibukota seperti Titi Sjuman dan Rio Dewanto yang diharapkan membawa pesan promosi pariwisata di Tapteng. (Foto: Marihot Simamora)
TAPTENG- Pesona keindahan pantai yang mulai didandani itu kini mampu menghipnotis mata. “Ini Kahona Bung, bukan Bali,” tandas Bupati Tapteng, Raja Bonaran Situmeang saat meninjau persiapan lokasi syuting film Mursala, Cinta Versus Adat, di Pantai Kahona, Pandan, seperti diberitakan Metro Tapanuli (Grup JPNN) hari ini .

Ungkapan itu menyiratkan bahwa pesona Kahona yang ada di Tapteng tak kalah dengan pantai di Bali.

Rupanya, mantan pengacara dari Jakarta itu juga ikut berakting dalam film yang juga mengangkat keindahan sejumlah objek wisata bahari Tapteng itu, seperti eksotikanya air terjun unik Pulau Mursala, dan alam bawah lautnya. Bonaran menjelaskan, Tapteng kaya akan potensi wisata bahari dan alam. Tinggal bagaimana memolesnya dengan kemasan yang menjual.

”Seperti Pantai Kahona ini, sebenarnya tidak kalah indahnya dengan pantai-pantai ternama lainnya. Bahkan pantai di Bali atau yg ada di luar negeri sekalipun. Hanya saja dibutuhkan kemauan, dukungan dan kerja keras untuk menggali potensinya. Bagaimana kita menata dan me-make up-nya menjadi sebuah objek wisata pantai yang mempesona,” ungkap Bonaran. Dikatakannya, Pantai Kahona sengaja dipilih sebagai salahsatu lokasi syuting film Mursala sekaligus mempromosikannya ke seluruh penjuru dunia.

“Jadi bukan hanya sebatas ke Sumut atau Indonesia saja, tapi kita mau jual wisata kita ini hingga ke luar negeri. Karena film itu nantinya juga akan ikut beberapa festival perfilman skala internasional,” terang Bonaran. Ditambahkannya, majunya industri wisata di Tapteng nantinya sejalan dengan meningkatnya tingkat perekonomian masyarakat.

Bahkan, andil masyarakat dan pihak swasta yang diutamakan. Pemerintah daerah hanya sebagai pembuat kebijakan dan fasilitator.

“Kalau apa yang kita programkan ini berhasil wisatawan akan datang membawa uang. Tinggal bagaimana masyarakat memanfaatkan peluang bisnis itu. Pihak investor swasta pun akan melirik dan tertarik berinvestasi di daerah kita ini. Artinya, secara otomatis peluang usaha dan lowongan kerja akan terbuka lebar,” terang Bonaran.

Sementara itu Produser film Mursala, Cinta Versus Adat, Ria Anna Sinaga SH pun memuji pesona Pantai Kahona. “Wah, ternyata Kahona luar biasa. Saya tidak menyangka jadi seindah ini. Ini potensi besar,” tutur Ria Anna Sinaga SH.

Perempuan berparas cantik ini menggambarkan sekilas soal peran Bonaran dalam filmnya nanti. Bahwa Bonaran akan memerankan sosok pria misterius yang sering terlihat berolahraga pagi di Pantai Kahona. Sambil lari-lari pagi, pria itu mengutipi sampah-sampah yang mengotori pantai itu.

“Jadi pemeran utamanya sering ketemu pria misterius itu saat lari pagi di tepi pantai. Sambil olahraga, pria itu mengutipi sampah-sampah di pantai. Pemeran utama sebelumnya tidak tahu kalau pria itu adalah Bupati. Tapi akhirnya diketahui juga dari foto pada baliho pemerintah daerah yang dipajang di persimpangan jalan begitu,” terangnya. (mor)

Wisata Luar Angkasa Akan Dimulai 2014

Saat ini roket dan pesawat luar angkasa tengah diuji coba dan diperkirakan penerbangan komersil bisa dilakukan mulai 2013 atau 2014.
WowKeren.com - Perjalanan manusia ke luar angkasa untuk berwisata semakin mendekati kenyataan. Pemerintah Amerika Serikat melalui Federal Aviation Administration (FAA) mencanangkan program itu untuk diwujudkan 2014.

Diperkirakan penerbangan komersil bisa dilakukan mulai 2013 atau 2014. Amerika sendiri sangat optimis akan mendapat keuntungan besar dari wisata luar angkasa itu. Roket dan pesawat luar angkasa untuk membawa manusia keluar angkasa juga kini telah diuji coba.

"Berdasarkan studi pasar, kami mengharapkan aktivitas ini akan mendatangkan keuntungan besar hingga USD 1 miliar (Rp 9 triliun) sampai 10 tahun ke depan," ujar George Nield, Associate Administrator untuk Office of Commercial Space Transportation dari FAA. "Jika Anda melihat dalam kurun waktu 25 tahun terakhir, penerbangan keluar angkasa selalu memiliki tujuan meluncurkan satelit. Kini akan digunakan untuk segmentasi yang baru."

Program tersebut diharapkan mulai dirintis tahun ini dengan peluncuran pesawat ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Untuk itu NASA mempekerjakan dua perusahaan, Space Exploration Technologies dan Orbital Science Corp, untuk terbang ke sana. Selain itu, Space Exploration Technologies yang dikenal sebagai SpaceX sedang mempersiapkan uji coba ke stasiun tersebut 30 April ini.

Saat ini mereka juga tengah mengembangkan teknologi untuk membuat penumpang merasa aman dan nyaman. Karena nantinya penerbangan komersial ini mencapai sedikitnya 62 kilometer di atas Bumi, sehinga penumpang merasakan ruang tanpa bobot selama beberapa menit. Selain itu juga masalah keamanan pesawat tersebut ketika bertemu benda angkasa selama di orbit. (wk/mr)

Arungi Jeram Sei Wampu dengan Dayung

 
Sei Wampu (Foto: Risna/okezone)
Sei Wampu (Foto: Risna/okezone)
SIAPA yang tak ingin mengarungi sungai sambil menikmati keindahan alam berupa tebing, hutan, dan air terjun nan indah. Belum lagi, pengarungan ini menggunakan perahu karet yang siap melintasi arus-arus deras sungai atau yang biasa disebut rafting (arung jeram).

Belum lama ini, okezone bersama seratus orang lainnya melakukan pengarungan di Sei Wampu, letaknya di Desa Maryke, Kecamatan Kutambaru, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Dengan dipandu masing-masing seorang skipper, 13 perahu karet diturunkan secara bersamaan untuk mengarungi sungai di sepanjang 13 kilometer.

Masing-masing perahu berisi tujuh orang termasuk satu orang skipper yang merupakan kapten perahu. Para peserta dilengkapi dengan alat pengaman, seperti rompi pelampung, topi pelindung kepala, dan masing-masing memegang dayung perahu.

Hwooooooo...teriak para peserta rafting saat melintasi arus pertama di sungai tersebut. Dengan deras arus mencapai pada level tiga, ditambah lagi bebatuan yang tak tertata rapi, para peserta rafting terlihat pontang-panting mempertahankan perahu karet agar tidak terbalik.

"Dayung, dayung.......dayung, dayung kuat," teriak seorang seorang skipper berbadan gelap bernama Dedi, yang duduk di bagian belakang perahu, memerintahkan keenam awak perahu agar bekerjasama melawan arus yang cipratan airnya sampai menyapu muka.

Begitu melawati arus deras dengan air berwarna hijau nan dingin, tawa riang pun pecah menggambarkan kebanggan bahwa kami mampu menaklukkan arus deras. Meski demikian, banyak kawasan sungai yang airnya terbilang tenang.

Sekira 300 meter dari titik awal, dua tebing setinggi 20 meter berhadapan mengapit sungai. Warga sekitar menyebutnya Tebing Cangklongan karena letaknya di Dusun Cangklongan. Udara sejuk dan segar belum lagi pesona alam nan eksotis, membuat siappaun tak ingin beranjak.

Belum hilang rasa takjub terhadap tebing berwana hitam kehijauan itu, sebuah pemandangan lainnya tersaji. Tumpukan bebatuan putih yang di sela-selanya mengalir air belerang dari anak sungai yang berhulu di hutan tepat di pinggiran Sei Wampu. Bau belerang itu terasa sangat khas.

Konon katanya, Sei Wampu yang berhulu di Laubiang Kabupaten Karo ini merupakan ekosistem ikan jurung, ikan yang paling dicari oleh warga Tionghoa. Ini terbukti dengan banyaknya pancing warga yang terpasang di pinggiran sungai.

Tidak hanya bebatuan, arus yang memacu adrenalin, anak sungai, dan tebing saja yang tersaji di sepanjang sungai ini. Sebuah air terjun bertingkat indah juga menjadi pemandangan yang tak kalah eksotis. Inilah sajian alam terindah di kawasan ini, Air terjun Maryke. Airnya mengalir bak menuruni tangga, dari satu batu ke batu lainnya.

Untuk dapat menikmati pesona alam wisata ini, Anda dapat menggunakan mobil pribadi atau sepeda motor menuju Desa Maryke, Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat, sekira 75 kilometer dari Medan dan 55 kilometer dari Binjai. Namun lebih baik bila ikut dengan travel perjalanan karena tim rafting akan melayani pengarungan jika pesertanya lebih dari enam orang.

Di sepanjang perjalan menuju lokasi, Taman Nasional Gungung Lauser juga menjadi pemandangan indah meski hanya bisa disaksikan dari kejauhan. Jajaran rumah warga yang berdindingkan tepas dan beratapkan rumbia juga masih ada di lokasi ini.